Minggu, 09 Februari 2014

Bekerja dengan 3 Hati

Salam, selamat sore di hari minggu,
ngebayangin besok hari senin rasanya langsung lemes ya, hehhehe.. maklum klo weekend rasanya kurang aja waktunya pengennya nambah terus, tapi klo kelamaan libur bosen :P *jadi maunya apa sih?*

Oke saya mau sedikit share nih, jumat kemarin saya mengikuti pembinaan subdirektorat Manajemen Transformasi (MT), disana semua karyawan MT dikumpulkan, saya dan niki sebagai anak magang di direktorat tersebut diikutsertakan juga dalam pembinaan. Pembinaan tersebut ya kurang lebih berisi pisah sambutlah ya, karena kebetulan ada seorang karyawan yang dituakan di MT yang akan dimutasi promosi sebagai eselon IV di homebasenya.

Hanya saja yang ingin saya share disini adalah tentang kata-kata bermanfaat yang dishare oleh salah seorang eselon IV di MT, namanya Pak Heydi, orangnya tidak banyak bicara, tapi saya akui sepertinya beliau orang yang sangat pintar, bukan hanya pintar bicara ya, tapi pintar dalam melakukan pekerjaannya. Beliau dinilai sangat teliti, contohnya saja teman saya niki, saat ingin mengajukan surat kepada eselon III MT, Pak Heydi terlebih dahulu memeriksanya, dan benar-benar terperiksa sehingga ketika surat tersebut masuk sudah tidak ada lagi yang perlu dikoreksi lagi, selain itu Pak Heydi mampu bekerja menjaga perasaan staf-staf, salut deh dengan orang seperti beliau biarpun sudah punya posisi tetapi mampu bersikap dan menempatkan diri pada rekan-rekan kerjanya.Intinya Pak Heydi dalam padangan saya adalah sosok yang lebih banyak bekerja ketimbang bicara, so smart. Itu menurut pandangan yang saya lihat selama kurang lebih 3 minggu.

Oke back to topic, pada kesempatan tersebut Pak Heydi sedikit sharing bahwa sebaiknya kita bekerja seharusnya menggunakan 3 (Tiga) Hati :

1. Bekerja dengan "Hati-hati",
2. Bekerja dengan "Hati", dan
3. Bekerja dengan "Menjaga Hati" orang lain.

singkat bukan? namun kalau ditelaah lebih dalam, terkandung makna yang sangat berarti, bahwa kita memang seharusnya bekerja dengan  hati-hati (mitigasi resiko) terhadap pekerjaan yang kita kerjakan, bekerja dengan hati, ya itu pasti karena jika kita bekerja tidak dengan hati percuma pekerjaan yang kita hasilkan tidak lebih hanya sebuah paksaan, namun jika kita bekerja dengan hati boleh jadi akan ada inovasi-inovasi dan pekerjaan yang kita hasilkan lebih bernyawa, dan yang terakhir ini yang paling penting, dalam bekerja kita harus mampu menjaga hati orang lain jangan sampai kita bekerja tetapi menyakiti orang lain, hali ini selalu diajarkan oleh ibu saya, supaya barokah kalau kata beliau :)

Semoga kita semua bisa bekerja dengan 3 Hati :) .. Insya Allah.. Semangatt!!!


Salam,
Tri Rizki Amalia

Selasa, 04 Februari 2014

Selamat Jalan Mama Unilia...

Selasa 28 Januari 2014 kemarin merupakan hari yang menyedihkan bagi keluarga ibu saya dan keluarga saya, pasalnya tante kami yang biasa saya dan kakak adik panggil dengan sebutan "Mama Unilia" dipanggil ke pangkuan Allah SWT :(..

Kaget, sedih, shock semua perasaan bercampur aduk. Saya dan mama unilia memang tidak tinggal dalam 1 (satu) atap, hanya saja mama unilia adalah saudara satu-satunya ibu saya di Jakarta. Sejak kecil saya dan keluarga terbiasa setiap kali lebaran pasti menyambangi rumah beliau. Dan setiap ada permasalahan ibu saya pasti mengadu ke tante saya tersebut.

Pagi hari tanggal 28 Januari 2013 saya berangkat kerja seperti biasa, tidak ada firasat apapun, saat itu ibu saya sudah kembali ke Pekan Baru, kerumah kakak tertua saya. Sekitar pukul 9 kurang sekembalinya saya dari menghadap Kasi saya, HP di meja saya terus bergetar, setelah saya cek ternyata ayah saya yang menelefon.

Ayah : "Assalamu'alaikum Kiki, apa sudah baca sms?"
Saya : "Walaikumsalam Pi, maaf belum baca tadi habis dipanggil sama Kasi Iki Pi, kenapa Pi?"
Ayah : "Mama unilia meninggal nak."
Saya : *terdiam* .. kagett .. "Innalillahi, kapan meninggalnya Pi?"
Ayah : Tadi pagi, papi sama ria mau segera berangkat kesana, tadi mami telepon nangis-nangis dan sedang mencari tiket untuk pulang. Kiki sama Ingga kalau bisa segera ke bintaro (rumah mama unilia) hati-hati."
Saya : " iya pi, papi juga hati-hati sama Ria."

dan teleponpun tertutup .. tuttt tuttt..

Sesaat saya terdiam sejenak .. entah percaya tidak percaya sebenarnya saya belum percaya. Saya membuat saya sedikit menyesal adalah saya belum sempat melihat mama unilia sesaat sebelum meninggal, saya ingin meminta maaf kalau-kalau saya punya salah kepada beliau. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, mama uniliapun sudah dipanggil oleh Allah SWT, doa saya semoga mama unilia dimudahkan jalannya dan dilapangkan kuburnya, aamiin aamiin YRA.

Setelah mendapatkan telepon dari ayah sayapun berusaha menghubungi ibu saya di Pekan Baru, di teleponpun sudah terdengar ibu saya sangat terisak-isak mendengarkan kabar tersebut. Dan berusaha secepatnya agar bisa sampai di Jakarta. Sayapun berusaha menghubungi Kakak saya yang kedua, maklum karena bekerja sebagai Customer Service di salah satu bank syariah swasta, sulit sekali. Setelah panggilan berkali-kali barulah telepon saya terjawab.

Kakak : "Ada apa noy?, gw lagi ada nasabah nih."
Saya : "Ing udah baca sms papi belum?.
Kakak : "Belum .. kenapa emangnya? ada apa?"
Saya : "Mama unilia meninggal ing.."
Kakak : terdiam .. menangis karena kaget .. "Yaudah gw mau ijin dulu sama kepala cabang, lo ke kantor gw aja, kita sama-sama kerumah mama."
Saya : "iya ing, gw juga mau ijin dulu ya."

Setelah telepon tertutup saya segera beranjak meminta ijin kepada atasan saya, sungguh malu saat itu masih ada sisa-sisa air mata dimuka saya. Tapi bodooo deh, namanya juga lagi kemalangan ..
Setelah mendapatkan ijin saya pun bersiap dan berkoordinasi dengan Kakak sepupu saya Kak Liza (anak adiknya mama) yang kebetulan juga bekerja di Jakarta. Ka Liza pun kaget, dan dia bilang dia segera mengurus ijin kantor untuk segera kesana. Kamipun janjian dirumah mama unilia langsung.

Sekitar pukul 10.00 siang saya dan kakak pun sampai di rumah mama unilia, suasana rumah masih sepi, hanya ada Mbak Nik (pembantu setia tante saya sedari dulu), dan beberapa teman pengajian mama unilia dan mama saya. Mbak Nik bilang mama unilia sedang dibawa kerumah sakit oleh anak-anaknya untuk dibuatkan surat keterangan kematian :( sedihh ..

Tak lama kemudian orang-orang berdatangan, mungkin karena ribet urus-urus ijinya dulu kali ya dikantor. Sekitar pukul 11.00 siang jenasah mama unilia pun tiba, dan suasana langsung berubah menjadi tangis, sontak sayapun yang melihat jenasah mama unilia tak kuasa menahan tangis. Mama unilia kini telah tiada, tubuhnya terbujur kaku dan membiru, sedih hati melihatnya :(


Jenazah mama unilia dibaringkan, sepulangnya dari rumah sakit

Selamat jalan mama :(

Usai di dzuhur jenasah mamapun disolatkan, tidak lama setelah di solatkan keluarga inti mama unilia menghendaki untuk segera menguburkan jenasah mama. 

Suasana pemakaman Mama Unilia

Sekitar pukul setengah 5 proses pemakaman mama uniliapun selesai. Pesawat ibu saya dari Pekanbaru di delay, sangat disayangkan keinginan ibu saya untuk melihat kakaknya yang terakhir kalinya belum bisa terpenuhi. Hanya saja ibu saya sangat puas, dihari-hari terakhir mama unilia sebelum ibu saya kembali ke Pekanbaru sudah sempat bertemu puas layaknya kakak adik.

Ibu saya berpesan, agar saya dan kakak adik saya terus membacakan yasin untuk mama unilia, karena hanya itulah yang dapat kami lakukan sekarang untuk mama unilia.

Selamat jalan mama unilia, semoga amal ibadah mama diterima disisi ALLAH SWT.. aamiin aamiin YRA..

Salam,
Tri Rizki Amalia

Senin, 03 Februari 2014

Calon CPNS

Yap calon CPNS, CPNS aja belum ini masih calon lagi, hhehehe..
Alhamdulillah akhir tahun 2013 kemarin saya diterima dalam perekrutan CPNS Kementerian Keuangan, penempatan saya di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Saat ini saya masih menjalani proses orientasi, atau kurang lebih perkenalanlah terhadap lingkungan kerja di DJP. Karena masih orientasi dan belum OJT makanya saya masih sebagai calon CPNS.. hihihi, dengan kata lain ya belum digajilah,, huhuhu *sabarsabar ki*

Biasanya tanggal 25 kemarin senyum-senyum ya kalau liat rekening, tapi bulan ini mari menghela nafas panjang kawan-kawanku seperjuangan :D. Oleh karena belum digaji itulah saya mengumpulkan sisa-sisa uang receh kembalian, dan sisa uang tempel hari raya kemarin *tragis ya?* .. ahhh gak biasa aja :P


oke ini untuk ongkos dan biaya hidup beberapa hari kedepan, banyak kan? :D

Alhamdulillahnya saya juga masih dibantu, oleh orang-orang tersayang, walaupun meminimalisir sekali rasanya untuk meminta bantuan, ya karenakan malu sudah kerja masa minta ongkos --' .. Pada masa menunggu ini sebenarnya saya dan kawan-kawan diberikan uang tunggu sebesar 900rb *alhamdulillah*, namun karena masih terganjal oleh proses pendataan rekening BRI seluruh calon CPNS sepertinya akan dirapel dibulan depan, aamiin aamiin YRA *berdoa* .. Disisi lain saya senang juga sebenarnya, sisa dari 900rb itu bukan tidak dibayar loh, hak kami akan dibayarkan nanti, jika rapelan semuanya sudah turun :D *alhamdulillah ada tabungan dipaksa* hhihihihi..

Mariii Hidup Hemattttt!! :D

Salam, 
Tri Rizki Amalia