Selasa, 04 Februari 2014

Selamat Jalan Mama Unilia...

Selasa 28 Januari 2014 kemarin merupakan hari yang menyedihkan bagi keluarga ibu saya dan keluarga saya, pasalnya tante kami yang biasa saya dan kakak adik panggil dengan sebutan "Mama Unilia" dipanggil ke pangkuan Allah SWT :(..

Kaget, sedih, shock semua perasaan bercampur aduk. Saya dan mama unilia memang tidak tinggal dalam 1 (satu) atap, hanya saja mama unilia adalah saudara satu-satunya ibu saya di Jakarta. Sejak kecil saya dan keluarga terbiasa setiap kali lebaran pasti menyambangi rumah beliau. Dan setiap ada permasalahan ibu saya pasti mengadu ke tante saya tersebut.

Pagi hari tanggal 28 Januari 2013 saya berangkat kerja seperti biasa, tidak ada firasat apapun, saat itu ibu saya sudah kembali ke Pekan Baru, kerumah kakak tertua saya. Sekitar pukul 9 kurang sekembalinya saya dari menghadap Kasi saya, HP di meja saya terus bergetar, setelah saya cek ternyata ayah saya yang menelefon.

Ayah : "Assalamu'alaikum Kiki, apa sudah baca sms?"
Saya : "Walaikumsalam Pi, maaf belum baca tadi habis dipanggil sama Kasi Iki Pi, kenapa Pi?"
Ayah : "Mama unilia meninggal nak."
Saya : *terdiam* .. kagett .. "Innalillahi, kapan meninggalnya Pi?"
Ayah : Tadi pagi, papi sama ria mau segera berangkat kesana, tadi mami telepon nangis-nangis dan sedang mencari tiket untuk pulang. Kiki sama Ingga kalau bisa segera ke bintaro (rumah mama unilia) hati-hati."
Saya : " iya pi, papi juga hati-hati sama Ria."

dan teleponpun tertutup .. tuttt tuttt..

Sesaat saya terdiam sejenak .. entah percaya tidak percaya sebenarnya saya belum percaya. Saya membuat saya sedikit menyesal adalah saya belum sempat melihat mama unilia sesaat sebelum meninggal, saya ingin meminta maaf kalau-kalau saya punya salah kepada beliau. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, mama uniliapun sudah dipanggil oleh Allah SWT, doa saya semoga mama unilia dimudahkan jalannya dan dilapangkan kuburnya, aamiin aamiin YRA.

Setelah mendapatkan telepon dari ayah sayapun berusaha menghubungi ibu saya di Pekan Baru, di teleponpun sudah terdengar ibu saya sangat terisak-isak mendengarkan kabar tersebut. Dan berusaha secepatnya agar bisa sampai di Jakarta. Sayapun berusaha menghubungi Kakak saya yang kedua, maklum karena bekerja sebagai Customer Service di salah satu bank syariah swasta, sulit sekali. Setelah panggilan berkali-kali barulah telepon saya terjawab.

Kakak : "Ada apa noy?, gw lagi ada nasabah nih."
Saya : "Ing udah baca sms papi belum?.
Kakak : "Belum .. kenapa emangnya? ada apa?"
Saya : "Mama unilia meninggal ing.."
Kakak : terdiam .. menangis karena kaget .. "Yaudah gw mau ijin dulu sama kepala cabang, lo ke kantor gw aja, kita sama-sama kerumah mama."
Saya : "iya ing, gw juga mau ijin dulu ya."

Setelah telepon tertutup saya segera beranjak meminta ijin kepada atasan saya, sungguh malu saat itu masih ada sisa-sisa air mata dimuka saya. Tapi bodooo deh, namanya juga lagi kemalangan ..
Setelah mendapatkan ijin saya pun bersiap dan berkoordinasi dengan Kakak sepupu saya Kak Liza (anak adiknya mama) yang kebetulan juga bekerja di Jakarta. Ka Liza pun kaget, dan dia bilang dia segera mengurus ijin kantor untuk segera kesana. Kamipun janjian dirumah mama unilia langsung.

Sekitar pukul 10.00 siang saya dan kakak pun sampai di rumah mama unilia, suasana rumah masih sepi, hanya ada Mbak Nik (pembantu setia tante saya sedari dulu), dan beberapa teman pengajian mama unilia dan mama saya. Mbak Nik bilang mama unilia sedang dibawa kerumah sakit oleh anak-anaknya untuk dibuatkan surat keterangan kematian :( sedihh ..

Tak lama kemudian orang-orang berdatangan, mungkin karena ribet urus-urus ijinya dulu kali ya dikantor. Sekitar pukul 11.00 siang jenasah mama unilia pun tiba, dan suasana langsung berubah menjadi tangis, sontak sayapun yang melihat jenasah mama unilia tak kuasa menahan tangis. Mama unilia kini telah tiada, tubuhnya terbujur kaku dan membiru, sedih hati melihatnya :(


Jenazah mama unilia dibaringkan, sepulangnya dari rumah sakit

Selamat jalan mama :(

Usai di dzuhur jenasah mamapun disolatkan, tidak lama setelah di solatkan keluarga inti mama unilia menghendaki untuk segera menguburkan jenasah mama. 

Suasana pemakaman Mama Unilia

Sekitar pukul setengah 5 proses pemakaman mama uniliapun selesai. Pesawat ibu saya dari Pekanbaru di delay, sangat disayangkan keinginan ibu saya untuk melihat kakaknya yang terakhir kalinya belum bisa terpenuhi. Hanya saja ibu saya sangat puas, dihari-hari terakhir mama unilia sebelum ibu saya kembali ke Pekanbaru sudah sempat bertemu puas layaknya kakak adik.

Ibu saya berpesan, agar saya dan kakak adik saya terus membacakan yasin untuk mama unilia, karena hanya itulah yang dapat kami lakukan sekarang untuk mama unilia.

Selamat jalan mama unilia, semoga amal ibadah mama diterima disisi ALLAH SWT.. aamiin aamiin YRA..

Salam,
Tri Rizki Amalia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar